Sering kali kita menyiksa diri
dengan pikiran-pikiran kita sendiri. Hal ini, lebih menyiksa dibandingkan
kenyataan yang sebenarnya akan terjadi. Sebagai contoh, adanya wabah corona ini
banyak sekali spekulasi-spekulasi tentang akibat yang ditimbulkannya terutama
kebijakan apa yang paling tepat yang seharusnya pemerintah lakukan. Apakah
harus lockdown sementara dari turis asing terutama dari negara yang
terpapar virus ini? Atau jika tidak melakukan lockdown langkah apa yang
tepat yang bisa pemangku kepentingan lakukan sebagai langkah pencegahan jika
kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Namun sayangnya hal ini tidak
dilakukan oleh pemerintah dengan alasan lockdown akan menghancurkan sistem
perekonomian negara kita. Tapi juga tidak dibarengi untuk menyiapkan antisipasi
jikalau wabah ini juga menjangkiti negara kita. Ironis! Padahal jika saja
awalnya pemerintah selaku pengambil kebijakan membatasi sementara akses asing
atau siap dalam antisipasinya dengan menyediakan pelayanan khusus bagi
pendatang dari negara asing baik warga negara Indonesia sendiri atau warga
negara asing, dengan cara melakukan tes terlebih sebelum melangkahkan kakinya
keluar dari pintu pemeriksaan imigrasi, ini tak akan terjadi.
Setidaknya jika ada indikasi
pendatang terkena Covid - 19, pemerintah sudah punya kebijakan untuk
mendeportasi bagi WNA atau membuat tempat isolasi khusus bagi WNI. Sederhana!
Tapi sayangnya, sebelum wabah ini
terjadipun, imigrasi Indonesia sungguh lemah dalam penanganan kedatangan warga
asing. Sehingga kita sering kecolongan, WNA menyeludupkan barang haram kenegara
kita.
Akibat dari salah langkah
tersebut, pemerintah kelimpungan mengahadapi kondisi ekonomi yang sulit bahkan
hampir pailit bahkan sebelum wabah ini terjadi. Dollar melambung tinggi, kas
negara yang kosong, dan wabah corona makin meluas di negara kita. Banyak korban
yang semestinya tidak terjadi jika pemerintah tahu apa yang harusnya dilakukan
sebelum semuanya terlambat.
Contoh lain misalnya, kita
terjadwal untuk persentasi di kelas. Kemudian, di dalam pikiran kita sudah
berkecamuk skenario bahwa kita akan salah bicara, kesandung mic, menumpahkan
air ke pembicara lain, dan bahkan pingsan di panggung atau hal lainnya. Sering
kali, kenyataannya setelah kita benar-benar di hadapan peserta persentasi, hal
yang kita takutkan tak pernah terjadi dan kita sudah menyiksa diri dengan
menghabiskan energi begitu banyak untuk memikirkan yang sangat jauh dari
kenyataaan.
Jadi, apa hubungannya antara
kekuatan mental dengan kondisi sulit? Diawal sudah dikatakan, sering kali
pikiran-pikiran kita terlampau jauh melihat dampak terhadap suatu hal padahal
jika sebentar saja kita mempelajari semua dengan keseluruhan, mungkin solusi
akan kita dapatkan. Terang saja solusi akan didapatkan saat jiwa kita dalam
keadaan damai. Melihat segala hal dari berbagai sudut pandang dan bukan hanya
melihat dari satu sisi saja.
Dalam sebuah artikel yang
berjudul "85 Percent of What We Worry Never Happens" yang mengutip
sebuah studi mengenai kekhawatiran yang tidak terjadi pada pengujian sejumlah
responden yang diminta mencatat semua kekhawatiran mereka selama beberapa
waktu. Di akhir periode penelitian, responden diminta untuk menandai
kekhawatiran yang benar-benar terjadi apa yang telah mereka tulisan.
Faktanya, 85% apa yang
dikhawatirkan tidak pernah terjadi. Bahkan, 15% kekhawatiran yang akhirnya
benar terjadi, 79% responden menemukan bahwa ternyata mereka mampu mengatasi
lebih baik dari yang mereka pikir.
Kesimpulan dari permasalahan ini
79% dari apa yang kita khawatirkan tidak lebih dari pikiran kita sendiri. Kita
hanya memiliki kebiasaan memperbesar masalah dan kesedihan. Kita terkoyak-koyak
diantara situasi saat ini dan hal-hal yang akan terjadi di masa datang.
Jadi apa yang harus kita lakukan?
Hadapi saja. Jika ada kesulitan cari celah untuk menyelesaikannya. Jangan
mempersulit keadaan bahkan hal yang kita takutkan belum terjadi. Tetap berfikir
jernih, lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Bahkan agama kita
mengajarkan, lakukan apa yang bisa kita lakukan, sisanya? Serahkan saja pada
Tuhan.
Baturaja, 27 Maret 2020
#CORONADISEASE
#CORONA
#PENYAKIT
#MEMATIKAN
#KETAKUTAN
Kekuatan Mental dalam Menghadapi Kondisi Sulit
Reviewed by Ica Dorami
on
March 28, 2020
Rating:
Memang benar pemerintah kurang tepat dalam mengatasi pandemi ini , semoga secepatnya pemerintah mengambil kebijakan locdown.
ReplyDeleteAamiin semoga Corona ini segera berlalu 😊
DeleteSITUS GAME ONLINE TERBAIK & TERBESAR DI ASIA KHUSUSNYA DI INDONESIA
ReplyDeleteMENYEDIAKAN 9 GAMES CUKUP DENGAN 1 USER ID :
*POKER
*CEME
*CEME KELILING
*DOMINO
*CAPSA
*SUPER10
*OMAHA
*BLACKJACK
*SUPERBULL
-MENERIMA DEPOSIT DARI PULSA-OVO-DANA-GOPAY
-SUPPORT 7 BANK TERNAMA INDONESIA
DAPATKAN SELURUH KEUNTUNGAN DI MASTERPOKER99 DENGAN BERBAGAI BONUS SPECIAL :
-BONUS CASHBACK 0,3% ( Setiap Hari kamis )
-BONUS REFERAL 20% ( Setiap Hari jumat )
-BONUS NEW MEMBER
-BONUS GEBYAR BULANAN
Contact us:
WA : +855 8170 7281
Line : Masterpoker99
www.mantul999.com
www.koinmaster99.com
www.santuyoke.com
www.kopisusu2.com