dorami

banner image

Ibu dan Ungkapan Perempuan adalah Tiang Negara

Aku yang tak pernah mengatakan cinta padamu, bahkan pada siapa pun seumur hidupku. Cinta bagiku bukanlah sekedar kata-kata. Tatapanmu, diammu, keluhmu, nasehatmu, marahmu, bahkan kebencianmu dan keteguhan hatimu adalah cinta. Aku belajar semuanya dari Ibu. 

Bagiku Ibu adalah orang yang pertama kali mengajarkanku tentang keyakinan pada Tuhan saatku coba protes tentang "Apakah ibu tidak khawatirkan kami yang selalu sendiri jauh dari Ayah dan Ibu?" Ibu bilang, bila pun kalian dalam genggamanku, Ibu tidak akan mampu menjaga jika kalian harus terlepas dari genggamanku. Tuhan yang akan menjaga kalian. Belajar rajin rajin, jangan tinggalkan sholat dan mengaji, dan jagalah adik adik. Begitulah pesanya. 

Sebait kalimat itu akhirnya menjadi prinsip hidup "Aku tidak pernah takut jika harus pergi jauh sendirian sekalipun tempat tersebut belum pernah kudatangi. Aku selalu yakin bahwa Tuhan akan menjagaku, memberikan kemudahan setiap langkahku, dan bertemu dengan orang-orang yang baik selama di perjalanan. Just it

Itulah cinta menurutku. Jadi? Kelak, Apakah Aku akan bertemu dengan orang yang membuatku berani mengatakan cinta? I don't know. 

Percayalah setiap hari adalah hari ibu dan Ayah, lima kali minimal dalam satu hari kita menyebut mereka dalam do'a. Kalimat kalimat pujian pada Allah, Solawat pada Nabi, dan do'a Ibu Bapak adalah hal yang tidak boleh terlewat jika ingin setiap do'a yang kita panjatkan ingin dikabulkan oleh sang Pencipta. Sekali lagi, ketiga rangkaian tersebut merupakan kunci tercapai segala hajat kita.

Begitulah caraku memandang istimewa seorang Ibu. Tak salah jika ada ungkapan bahwa Ibu atau perempuan adalah tiang negara, Dalam kitab Lisan al-Arab kata tiang diartikan sebagai sesuatu yang menyokong seperti tonggak panjang yang berfungsi untuk menyokong atau menyangga. Dari pengertian ini bisa disimpulkan bahwa ungkapan wanita tiang negara adalah sebagai bentuk pokok kekuatan dan penghidupan. Namun makna ini bukan semata-mata sebagai penyokong tunggal moralitas bangsa ini. Tiang akan menjadi kuat jika didukung dengan komponen yang lain seperti tembok, pondasi dan lainya.

Ungkapan ini juga mengisyaratkan bahwa Islam datang bukan untuk mendiskreditkan wanita seperti wanita kaum terdahulu sebelum datangnya Islam. Hal ini menunjukkan bahwa wanita merupakan tiang rumah tangga yang mempunyai posisi vital di tengah-tengah keluarga. Sebagai tiang negara, wanita harus mewujudkan kualitas yang baik lahir maupun batin. Kualitas ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, jadi mereka bisa menjadi wanita yang kokoh kalau mereka mampu mewujudkan keluarga yang bahagia. Jika tidak mereka akan kehilangan tiangnya. Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu negara. Berdasarkan ini, peran wanita sebagai tiang negara sangat signifikan dalam mewujudkan kualitas bangsa dalam suatu negara.

Ibu sebagai madrasah pertama, wajib baginya menanamkan nilai-nilai tauhid, kejujuran serta karakter baik lainnya. Maka ungkapan "wanita adalah tiang negara' harus di dukung dengan pemahaman yang baik pula. Pemahaman yang baik di dapatkan dari belajar banyak hal, agar mampu menyampaikan dibalik makna setiap yang tersurat maupun yang tersirat. Wanita cerdas? Harus! Cerdaslah Solihah!

#WAGSumselMenulis #LampaiBatasMu

#FLP #ForumLingkarPenaSumateraSelatan


*Biarkan Aku Menulis Apa Yang Kumau, dan Aku Membiarkanmu Membacanya 


Ibu dan Ungkapan Perempuan adalah Tiang Negara Ibu dan Ungkapan Perempuan adalah Tiang Negara Reviewed by Ica Dorami on December 22, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.